icons_14 (kurang satu :D)

Sabtu, 17 Maret 2012

Glandula Salivary

Saliva merupakan salah satu dari cairan di rongga mulut yang diproduksi dan diekskresikan oleh kelenjar saliva dan dialirkan ke dalam rongga mulut melalui suatu saluran.
Saliva adalah suatu cairan mulut yang kompleks, tidak berwarna, yang disekresikan dari kelenjar saliva mayor dan minor untuk mempertahankan homeostasis dalam rongga mulut (Amerongan,1991; Kidd dan Bechal,1992). Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan ke dalam cavitas oral.
Kadar sekresi saliva normal harian berkisar 800-1500 mililiter. Kelenjar minor hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam.


Fungsi kelenjar saliva :
  • ·         Memproduksi saliva yang mengandung bermacam-macam substansi organik dan anorganik.
  • ·         Digesti :
o   untuk mengenali rasa
o   menetralisir kandungan esophagus
o   melarutkan gastric chime
o   membentuk bolus makanan (karena amilasenya dapat memecah zat tepung)
  • ·         Buffering :
o   dilakukan oleh ion bikarbonat , fosfat dan residu bermuatan negatif
o   melindungi kav. oral melalui 2 jalan   yaitu membuat pH oral tidak optimal utk bakteri dan mencegah plak mikroorganisma utk menghasilkan          asam
  • ·         Organ perasa :
o   mengenali agen berbahaya
o   melarutkan substansi shg. dapat dirasakan
o   membawa substansi ke taste buds
o   protein gustin-nya diperlukan untuk   pertumbuhan dan pematangan taste buds
  • ·         Antimikrobial :
o   kandungan histatin-nya mgd. subs.    antibakteri
o   lisosim : menghidrolisa dinding sel     bakteri
o   laktoferin : dpt. mengikat ion Fe bebas        bakteri kekurangan elemen esensial
o   IgA : menggumpalkan mikroorganisma (cleansing action)
-          Menghaluskan makanan
-          Membentuk makanan menjadi bolus-bolus sehingga dapat ditelan dengan mudah.
-          Memecah karbohidrat menjadi maltosa dan dextrin ( Karena adanya enzim amilase dalam saliva)
-          Mencegah kerusakan dan erosi pada gigi.
-          Meminimalisir keasaman rongga mulut dan mencegah kerusakan struktur gigi saat terjadi muntah.
-          Ion-ion seperti Ca, P, dan F yang terkandung dalam saliva berperan penting pada proses remineralisasi.
-          Mempertahankan mulut tetap lembap.
-          Membantu proses bicara dengan memudahkan gerakan bibir dan lidah.
-          Mempertahankan mulut dan gigi tetap bersih.
-          Mekanisme pertahanan tubuh (mempunyai daya anti-bakteri) dan sebagai anti oksidan.
-          Sebagai pelumas, aksi pembersihan, pelarutan, pengunyahan dan penelanan makanan, proses bicara, sistem buffer dan yang paling penting adalah fungsi sebagai pelindung dalam melawan karies gigi (Amerongan, 1991; AI- Saif, 1991; Kidd dan Bechal,1992).
-          Menetralisir kadar asam yang terkandung dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi.
-          Membuat lidah dapat merasakan makanan dan minuman, karena air liur berfungsi memecah makanan.
-          Membuat makanan dapat lebih mudah dicerna.
-          Mempermudah proses menelan, karena liur berfungsi mengikat makanan.
-          Mencegah kekeringan pada lapisan mulut.
-          Membersihkan gigi dari makanan dan bakteri yang menempel.
-          Kandungan Fosfor dan Kalsium pada air liur membantu perbaikan dan pertumbuhan enamel gigi.
-          Membunuh dan menghancurkan pertumbuhan jamur tertentu yang dapat menggangu kesehatan gigi dan mulut

Komposisi saliva :
·         99% air dan 1% senyawa organik dan anorganik
·         Elektrolit utama : Na, K, Ca, Cl, bikarbonat, fosfat organik (lainnya, < 1.0 mM : Mg, S, I, Fl)
·         Anorganik saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Kalium, Magnesium, Bikarbonat, Khlorida, Rodanida dan Thiocynate (CNS), Fosfat, Potassium dan Nitrat. Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, asam urat, kretinin, musin, vitamin C, beberapa asam amino, lisosim, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol.
·         mengandung gas CO2, O2, dan N2. Saliva juga mengandung immunoglobin, seperti IgA dan IgG dengan konsentrasi rata-rata 9,4 dan 0,32 mg%

Faktor yg mempengaruhi komposisi saliva :
Kecepatan curah saliva
Sifat stimulasi
Durasi stimulasi
Ritme sirkadian
Faktor genetik
Kontrol kecepatan curah saliva tergantung pada :
Neuron (serabut eferen parasimpatetik kolinergik)
Stimulasi pencecapan
Stimulasi mekanik dari pengunyahan
Hormon (sedikit berpengaruh)

Kelenjar saliva dapat dirangsang dengan cara-cara berikut:
  • Mekanis, misalnya mengunyah makanan keras atau permen karet
  • Kimiawi, oleh rangsangan seperti asam, manis, asin, pahit, dan pedas
  • Neuronal, melalui sistem saraf autonom baik simpatis maupun parasimpatis.
  • Psikis, stress menghambat sekresi, ketegangan dan kemarahan dapat bekerja sebagai stimulasi.
  • Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian protesa yang dapat menstimulasi sekresi.

Macam-macam kelenjar saliva :
-          Kelenjar saliva mayor
a.       Kelnjar parotis
ü  letak : di depan telinga belakang ramus mandibula
ü  berat : 14-28 gram
ü  berhub dg cabang perifer N VII
ü  duktus berjalan ke depan menyeberangi m. masseter, belok masuk ke kavitas oral dan terbuka di papila parotis (~M2 atas)
ü  Terdiri atas lobus superficialis dan lobus bagian dalam, dengan diantaranya N.VII
ü  Muara nya: kelenjar stenson yang terletak di M2 atas
ü  Saliva bersifat serosa

b.      Kelenjar submandibularis
ü  letak : di bag posterior dasar mulut
ü  berat : 10-15 gram
ü  Duktus berjalan ke depan dan terbuka di dalam kavitas oral di bawah lidah mll orifice kecil sebelah lateral fren. lingualis
ü  Muaranya: duktus wharton yang terletak di sebelah frenulum lingualis
ü  Saliva nya campur 80% serosa 20% mukus

c.       Kelenjar sublingualis
ü  letak : di dasar mulut antara tepi lidah dan gigi geligi
ü  berat : 2 gram
ü  duktus ekskretori di dalam kav oral mell duktus-duktus kecil pada sublingual fold
ü  Kadang ada pertemuan antara kel submandibularis dan sublingualis yg membentuk kompleks subling-submand
ü  Muaranya: duktus bartholini (yang bergabung dengan duktus submandibula dan muara yang sama)à duktus rivinus
ü  Saliva: mukus

-          Kelenjar saliva minor
Kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang menemukannya.
a.       Kelenjar labialis (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan asinus-asinus seromukus.
b.      Kelenjar bucalis (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus seromukus.
c.       Kelenjar Bladin-Nuhn (Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah ujung lidah.
d.      Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) dan Kelenjar Weber terletak pada pangkal lidah. Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior
e.       Kelenjar palatina
f.       Kelenjar glossopalatina

Kelainan kelenjar saliva :
-          Sialodenitis kronis lebih umum mempengaruhi kelenjar submandibula dan parotis. Penyakit ini menyebabkan degenerasi dari sel asini dan penyumbatan duktus (AI-Sa if, 1991).
-          Kista-kista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva (AI-Sa if, 1991; Kidd dan Bechal,1992).
-          Sindrom Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva. Sel-sel asini kelenjar saliva rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurang (AI-Saif, 1991; Kidd dan Bechal,1992; Haskell dan Gayford,1990; Sonis dkk, 1995).
Penyakit ini ditandai dengan :
 Sekresi ludah dan sekresi kelenjar air mata yang menurun
 Pembengkaan glandula parotis
 Artritis
Sebab terjadinya sindroma tersebut tidak dikatakan secara jelas. Mungkin ini adalah suatu penyakit autoimune atau dapat pula disebabkan oleh virus. Sekitar 90% penderitanya berusia 40 -60 tahun, 50-60 % diantaranya juga mempunyai gangguan jaringan ikat. Penderita sindroma ini sering mengeluh rasa terbakar di lidah, bibir, dan pipi. Pada sindroma ini terjadi perubahan-perubahan pada ludah yaitu pada atrofi sel sel asinar kelenjar ludah yang melanjut pada sekresi kelenjar ludah diikuti oerubahan konsentrasi beberapa komponen organik atau anorganik. Disamping itu terjadi perubahan imunologis kelenjar ludah.
-          Fibrosis Sistik
Tiga gejala klasik pada diagnosisi penyakit ini adalah
o    Konsentrasi klorida keringat meningkat kira – kira 5 x lipat dari harga normal
o   Gangguan penyumbatan paru – paru kronis
o        Pankreas tidak berfungsi
Kelenjar ludah yang terserang penyakit ini memeliki susunan yang abnormal, walaupun secara klinis perubahannya kecil. Kadar Ca 2+ yang meningkat dapat menjadi penyebab naiknya pertumbuhan karang gigi, yang terjadi pada 90 – 100% penderita fibrosis sistik. Kelainan gigi pada penderita penyakiyt ini diperkirakan disebabkan karena faktor-faktor lain yang abnormal dalam ludah
-          Tumor kelenjar ludah
Pada pertumbuhan tumor dikelenjar ludah sering terjadi perubahan perubahan tiak spesifik, misalnya karena pendesakan sel asinar, sehingga sintesis komponen ludah dan sekresi ludah menurun.
-          Mumps (parotitis epidemika)
è Penyakit infeksi virus akut yang mengenai kelenjar saliva.
-           Sialadenitis: merupakan peradangan pada kelenjar ludah; gejala klinisnya berupa pembengkakan dan pembesaran kelenjar disertai nyeri tekan dan rasa tidak nyaman
-          Sialolitiasis: Duktus mengalami infeksi karena penyumbatan oleh batu
-          Sialodochitis: duktus mengalami penurunan fungsi karena infeksi
-          Ranula adalah kista retensi pada kelenjar berikut ini (kelenjar sublingual, submandibula atau kelenjar ludah minor dasar mulut). Ciri khas dari ranula adalah bentuknya yang mirip perut katak (Rana= katak) ranula bersifat lunak, fluktuatif dan tidak sakit.


Pengaturan sekresi saliva oleh saraf
Sekresi saliva berada dibawah kontrol saraf. Rangsangan pada (1) Inervasi saraf parasimpatik memegang peran utama stimulus sekresi saliva, dan berpengaruh terhadap komposisinya. Saraf parasimpatis dari nukleus salivatorius superior(bagian dari nervus fasialis dan berlokasi di pontine tegmentum) menyebabkan sekresi liur cair dalam jumlah besar dengan kandungan bahan organik yang rendah. Sekresi ini disertai oleh vasodilatasi mencolok pada kelenjar, yang disebabkan oleh pelepasan VIP (vasoactive intestine polipeptide). Polipeptida ini adalah co-transmitter dengan asetilkolin pada sebagian neuron parasimpatis pascaganglion. Rangsangan (2) Saraf simpatis cenderung mempengaruhi volume sekresinya. Saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi sedikit saliva yang akan bahan organik dari kelenjar submandibulais. Pada kelenjar sub lingual dan kelenjar-kelenjar minor, lebih dipengaruhi oleh respon kolinergik, sedangkan pada kelenjar lainnya cenderung ke inervasi adrenergik. Selain dari perbedaan tipe reseptor autonom yang aktif, terdapat dua faktor lain yang berpengaruh terhadap komposisis saliva, yaitu intensitas dan durasi stimulasi ke kelenjar. Perbedaan tersebut berpengaruh langsung kepada permeabilitas membran sel-sel sekretori sebagai akibat dari hilangnya elektrolit sel tersebut.

Bagaimana Hubungan DM dengan sekresi saliva?
Pada orang-orang yang menderita penyakit-penyakit yang menimbulkan dehidrasi seperti demam, diare yang terlalu lama,diabetes, gagal ginjal kronis dan keadaan sistemik lainnya dapat mengalami pengurangan aliran saliva (AI- Saif,1991; Amerongan, 1991). Hal ini disebabkan karena adanya gangguan dalam pengaturan air dan elektralit, yang diikuti dengan terjadinya keseimbangan air yang negatif yang menyebabkan turunnya sekresi saliva (Amerongan, 1991).
Pada penderita diabetes, berkurangnya saliva drpengaruhi oleh faktor angiopati dan neuropati diabetik, perubahan pada kelenjar parotis dan karena poliuria yang berat (Scully dan Cawsan,1993; Sidabutar dkk 1992) Penderita gagal ginjal kronis terjadi penurunan output. Untuk menjaga agar keseimbangan cairan tetap terjaga pertu intake cairan dibatasr. Pembatasan intake cairan akan menyebabkan menurunnya aliran saliva dan saliva menjadi kental (Scully dan Cawson,1993; Sidabutar dkk,1992).
Penyakit-penyakit infeksi pernafasan biasanya menyebabkan mulut terasa kering. Pada rnfeksi pemafasan bagian atas, penyumbatan hidung yang terjadi menyebabkan penderita bernafas melalui mulut (Haskell dan Gayford,1990).


References :
-          Hasibuan, Sayuti. 2002. Keluhan Mulut Kering Ditinjau dari Faktor Penyebab, Manifestasi dan Penanggulangannya. USU digital library.
-          Ganong,W.F.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta.
-          Guyton and Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta.
-          Etc.

1 komentar:

  1. style font nya ngebuat tulisan ga enak dibaca. lainkali font yang enak di mata aja

    BalasHapus