TB Paru ialah suatu penyakit infeksi kronik jaringan
paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosae dan Mycobacterium
Bovis.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobakterium
Tuberculose. Basil tuberkulosis berukuran sangat kecil berbentuk batang tipis,
agak bengkok, bergranular, berpasangan yang hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop. Bersifat aerob, tidak berkapsul, tidak berspora, panjangnya 1- 4
mikron dan lebarnya antara 0,3-0,6 mikron. Basil tuberkulosis akan tumbuh
secara optimal pada suhu sekitar 37°C dengan tingkat pH optimal (pH 6,4-7,0).
Untuk membelah dari 1-2 kuman membutuhkan waktu 14-20 jam. Basil
Mikobaterium Tuberkulosis anaerob tidak bereaksi terhadap pewarnaan gram tetapi
bereaksi terhadap pewarnaan Ziehl-Nielsen. Tuberkulosis yang
disebabkan oleh basil Mikobaterium Tuberkulosis tahan asam dan alkohol. Organisme penyebab
dengan batang gram-positif baik bersifat asam maupun alkohol.
Cara penyebaran penyakit tersebut antara lain :
o
Inhalasi :
melalui udara / droplet (percikan). Ke saluran pernafasan dulu à
getah bening.
o
Inokulasi :
melalui luka terbuka. Dari lukanya dulu à
getah bening
o
Ingesti :
dari saluran pencernaan
o
Infeksi. Ex : susu yang
kurang steril (microbakterium bovis).
Dari
sapi yang terinfeksi Tb, tidak direbus terlebih dahulu dan langsung diminum. Namun bisa juga sudah direbus
tapi suhunya tidak maksimum.
o
Dari scenario termasuk
: inhalasi >>
dari rokoknya.
Gejala klinis
dari penyakit TB yaitu :
o Nyeri
dada : tidak semuanya mengalami
gejala ini, karena
nyeri timbul kalau sudah sampai ke pleura. Saat menghirup dan melepaskan nafas.
o Local
: berhubungan ke paru-paru.
§ Batuk
berdahak lebih dari 3 minggu : karena ada iritasi dari bronkus.
Dahak berwarna kuning karena warna dari
sputumnya, serta leukositnya yang
berlebihan (pembusukan
dari leukositnya).
§ Sesak
nafas : jika masih dalam TB
ringan belum mengalami gejala sesak
nafas.
o Sistemik
§ Demam pada sore hari dan berkeringat
pada malam hari
Pada
siang hari terdapat matahari à
bakter tidak tahan panas à
demam pada sore hari (Kerja
bakteri itu sering pada malam hari)
Berkeringat
à
infeksi pada
bakteri pada malam hari meningkat sehingga menyebabkan
metabolismenya meningkat (panas dan keringat).
Pada
irama sirkadian yang memang
meningkat pada sore dan malam hari
§ Demam
subfebril
§ Malaise
: tidak ada nafsu makan menyebabkan nafsu makan menurun à penurunan BB akibat perdangan yang
menahun. Hilang timbul.
§ Batuk
berdarah : karena pembuluh darah terbuka atau pecah. Di ulkus dinding bronkus.
Dimulai dari batuk kering à
tidak menghasilkan sputum à
batuk produktif à
batuk berdarah.
§ Pembesran
kelenjar limfe : ulser yang indurasinya kronis
(lidah dan palatum)
o Khusus
Bila
kumannya menyebar ke organ yang
lain. Ex : Bila sampai ke otak menyebabkan meningitis.
Patogenesis dari
penyakit Tb diawali dari basil TB yang masuk ke tubuh dan akan menetap di
bronkiolus dan alveolus. Kemudian bakteri tersebut akan dikenali oleh makrofag.
Jika makrofag berhasil melawan basil TB maka akan didetruksi basil TB, namun
jika makrofag tidak berhasil melawan basil TB, kondisi makrofag lemah dan juga
dipicu oleh system imun tubuh yang menurun, maka basil TB tersebut akan
berkembang dalam tubuh makrofag dan akan didetruksi makrofag. Dari proses detruksi
makrofag dihasilkan bahan kemotaksik yang menarik makrofag yang bermigrasi dari
aliran darah ke dalam area jaringan yang meradang, kemudian akan membentuk
tuberkel yaitu penumpukan makrofag dari bahan kemotaksik. Jadi untuk membunuh
bakteri TB dibutuhkan limfosit T sehingga limfosit T berproliferasi memproduksi
sitokin mengaktifkan limfosit T2 (menambah sintesis antibody humoral) dan
limfosit T1(mengaktifkan makrofag). Keduanya mengalami respon timbal balik
yakni makrofag dan limfosit T yang berhasil melawan bakteri akan melepas TNF
sehingga menyebabkan detruksi bakteri à
TB primer. Sedangkan makrofag dan
limfosit T yang tidak berhasil melawan bakteri akan pecah dan menyebabkan
penyebaran hematogen dan akan menyebar ke jaringan tubuh à TB sekunder.
Dalam TB primer
terdapat 3 macam sarang, dimana sarang-sarang tersebut akan membentuk suatu
tuberkel yang merupakan hasil dari fagositosit makrofag.
Sarang-sarang tersebut antara lain :
o Sarang yang sudah sembuh à sarang bentuk ini tidak perlu pengobatan lagi
o Sarang aktif eksudatif à
sarang bentuk ini perlu pengobatan yang lengkap dan sempurna
o Sarang yang berada antara aktif dan sembuh à sarang bentuk ini dapat sembuh spontan, tetapi
mengingat kemungkinan terjadinya eksaserbasi kembali, sebaiknya diberi pengobatan
yang sempurna juga.
Hubungan antara
penyakit TB
dengan tekanan darah dan kebiasaan merokok
o Dengan
kebiasaan merokok : dapat merusak mekanisme pertahanan dari paru-paru (dari
bulu-bulu getarnya) à
mudah menginfeksi paru-paru (sulit ditolak oleh bahan-bahan dari rokok.)
Nikiotin
diserap lendir
dan jaringan paru à
penimbunan mucus à
peningkatan pertumbuhan bakteri (pergerakan silia dihambat)
Merokok
à
terjadi luka kecil di mukosa à
pembentukan lesi
o Tekanan
darah : aliran darah makin tinggi à
penyebaran makin cepat
Tb
à
jumlah leukosit yang meninggi, limfe rendah à Laju endap darah mengendap.
Siapapun bisa
beresiko terkena penyakit TB misalnya seorang perokok, orang yang lebih dekat
dengan penderita TB, petugas
medis, serta pemakai obat yang
mempengaruhi system pertahanan. ex : yang dikemoterapi, HIV, penyakit menahun. Namun penyakit TB dapat dicegah dengan beberapa hal.
Pencegahan
untuk penyakit ini ada 3 antara lain :
o Pencegahan Primer
§ Menghindari kontak
langsung dengan penderita
§ Meningkatkan kekebalan tubuh dengan vaksin BCG.
§ Kebersihan lingkungan : ventilasi yang cukup
o Pemeriksaan Sekunder
§ Isolasi dari penderita,
pengobatan TB sec tuntas.
Jika penderita TB juga mempunyai penyakit DM maka penyembuhannya harus secara hati-hati.
§ Penderita
TB tidak boleh dekat dengan penderita HIV karena akan memperparah TB
o Pemeriksaan Tersier
§ Memberi pengobatan secara teratur dalam jangka waktu
9-12 bulan pada penderita kambuh setelah pengobatan
§ Pemberian paduan obat efektif dengan konsep DOTS
Pencegahan
penyakit TB sebagai
seorang dokter gigi yaitu :
o Evalusi
pasien : Dengan melakukan anamnesis
secara bertahap.
o Perlindungan
diri : Memakai masker dan handscoen.
o Imunisasi
: seorang drg harus selalu update
imunisasi
o Sterilisasi
dan desinfeksi
o Laboratorium
yang asepsis
Komplikasi
yang dapat terjadi pada penyakit TB ini ialah sebagai berikut :
o Komplikasi
dini
§ Pleuritis adalah peradangan jaringan tipis yang meliputi
paru-paru dan
melapisi rongga dinding rongga dada bagian dalam
(pleura).
§ Empiema : akumulasi pus
dalam rongga
§ Laryngitis TB adalah radang pangkal tenggorokan dengan gejala
serak, perubahan suara dan gatal pada kerongkongan
§ Efusi pleura
§ Pneomonitis
§ Meningitis
§ Infeksi tulang
o Komplikasi
Lanjut
§ Obstruksi jalan nafas /
SOPT (sindrom obstruksi pasca tb).
§ Menyebabkan
kerusakan parenkim berat (fibrosis paru).
§ Karsinoma
paru
§ Sindrom
gagal nafas (ARDS)
o Pada
gangguan mulut : malnutrisi karena rasa sakit progresif yang dirasakan di mulut.
Penyakit
TB dapat diobati dengan berbagai obat dan prosedur dibawah ini :
o Antimikroba
dalam jangka waktu yang lama (paling sedikti 6 bulan) dan harus secara berturut-turut
selama 6 bulan. Jika tidak diminum diulang lagi selama 6 bulan.
o OAT primer
Kegagalan
pengobatan : asam paraamino salisilat, etionamide, tioasetazon, floroquinon, Streptomisin.
o OAT
sekunder (selama 18
bulan): ofloksasin dan
siprofoksasin
§ Tahapan
2 bulan (intensif): konversi sputum dengan cepat. Menghilangkan
keluhan dan mencegah efek lebih lanjut.
4
obat dalam 1 hari selama 60 kali.
INH
300 mg/tablet, rifampisin 450 mg/kaplet, pirazinamid 3tablet (1tablet 500 mg),
etambutol 250 mg sebanyak 3 tablet
§ 4
– 7 bulan (lanjutan): menghilangkan bakteri BTA yang tersisa , mencegah
kekambuhan, Inh, rimfapisin.inh 600mg/2 tablet, R sama.
3
kali seminggu selama 54 kali dalam 4 bulan
o Dengan
OAT (obat anti tb) : yang bersifat bakterisit. Kombinasi dari 2 obat.
o Antibiotic
diawasi dibawah pengawasan, perawat klinik dada sampai benar-benar diminum.
Dalam jangka waktu 6 bulan.
o Di
mukosa oral : tidak perlu
dilakukan pengobatan. Tapi
jika lesi timbul karena trauma maka disembuhkan
dulu penyebabnya. Melakukan
biopsy untuk pemeriksaan penunjang.
Prosedur
pemeriksaan klinik untuk menetapkan diagnose dari TB
o Anamnesis
o Pemeriksaan
KU
Konjungtiva
mata, atau kulit yang pucat karena anemia,
suhu demam sufebris, berat badan
menurun.
o Pemeriksaan
fisik
Palpasi pada tempat
lesinya, Perkusi dan Auskultasi.
o Pemeriksaan
radiologis
o Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan darah, sputum,
tes tuberculin (terutama
pada anak-anak)
o Pemeriksaan
biologic
o Bronkoskopi,
USG, uji faal paruh, dan CT-scan.
Foto
ronsen thorak : bintik difus pada paru terdapat juga kavitas.
Selain pada
keadaan sistemik, TB juga mempunyai gambaran klinis pada rongga mulut. Lesi TB
pada rongga mulut dapat terjadi namun jarang. Pada umumnya keterlibatan mulut
secara klinis dapat terjadi secara primer, tetapi biasanya merupakan
manifestasi sekunder dari TB paru. Patogenesisnya TB sampai ke rongga mulut
ialah melalui sputum. Epitel di mukosa oral sensitive
terhadap kuman, kuman tersebut mengiritasi
Rongga Mulut sehingga terbentuk ulser-ulser (tergantung
daya tahan host yg rendah) juga factor
predisposisi Oral Higiennya yang jelek.
Biasanya
manifestasi dimulut hanya
ditemukan pada TB paru yang aktif,
sedangkan pada penderita yang sudah mendapatkan perawatan biasanya tidak sampai ke intraoral. Manifestasi oralnya ialah berupa ulkus dengan
gambaran irregular, superficial tapi terkadang juga dalam. Ulsernya sakit dan
ukurannya bervariasi dengan pinggiran tidak teratur dan tertutup oleh lapisan
fibrin yang berwarna kuning kelabu pada mukosa lidah, dorsum lidah, dan mukosa bibir di sudut
mulut.
Selain itu juga
dapat berupa Gingival Enlargement à berhubungan efek
proteksi pada rongga mulut pada epitel squamos pada gusi yang menyebabkan epitelnya
bertambah tebal. Osteomyelitis (jarang ditemui), Glosistis tuberkulosa : karena infeksi
bakteri TB banyak di saliva
terutama sputum à
akan menyebabkan peradangan
di sekitar lidah : karena penumpukan
basil tb pada lidah. Apabila tidak
ada basil-basilnya maka à tidak ada peradangan
tersebut.
Prosedur
pemeriksaan klinik untuk menegakkan diagnose dari manifestasi oral sebagai seorang dokter gigi ialah
sebagai berikut :
o Anamnesis
o Pemeriksaan fisik : Intraoral dan Ekstraoral.
o Pemeriksaan penunjang
: histopatologi à biopsy,
kultur
o Analisa dan merumuskan maslah
o Diagonosa
- Perencanaan perawatan dan pengobatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar