Saliva merupakan salah satu dari cairan di rongga mulut
yang diproduksi dan diekskresikan oleh kelenjar saliva dan dialirkan ke dalam
rongga mulut melalui suatu saluran.
Saliva adalah suatu cairan mulut yang kompleks, tidak
berwarna, yang disekresikan dari kelenjar saliva mayor dan minor untuk
mempertahankan homeostasis dalam rongga mulut (Amerongan,1991; Kidd dan
Bechal,1992). Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan
disebarkan ke dalam cavitas oral.
Kadar sekresi saliva normal harian berkisar
800-1500 mililiter. Kelenjar
minor hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam.
Fungsi kelenjar saliva :
- · Memproduksi saliva yang mengandung bermacam-macam substansi organik dan anorganik.
- · Digesti :
o
untuk mengenali rasa
o
menetralisir kandungan esophagus
o
melarutkan gastric chime
o
membentuk bolus makanan (karena
amilasenya dapat memecah zat tepung)
- · Buffering :
o
dilakukan oleh ion bikarbonat , fosfat
dan residu bermuatan negatif
o
melindungi kav. oral melalui 2 jalan yaitu membuat pH oral tidak optimal utk
bakteri dan mencegah plak mikroorganisma utk menghasilkan asam
- · Organ perasa :
o
mengenali agen berbahaya
o
melarutkan substansi shg. dapat dirasakan
o
membawa substansi ke taste buds
o
protein gustin-nya diperlukan untuk pertumbuhan dan pematangan taste buds
- · Antimikrobial :
o
kandungan histatin-nya mgd. subs. antibakteri
o
lisosim : menghidrolisa dinding sel bakteri
o
laktoferin : dpt. mengikat ion Fe
bebas bakteri kekurangan
elemen esensial
o
IgA : menggumpalkan mikroorganisma (cleansing action)
-
Menghaluskan
makanan
-
Membentuk
makanan menjadi bolus-bolus sehingga dapat ditelan dengan mudah.
-
Memecah
karbohidrat menjadi maltosa dan dextrin ( Karena adanya enzim amilase dalam
saliva)
-
Mencegah
kerusakan dan erosi pada gigi.
-
Meminimalisir
keasaman rongga mulut dan mencegah kerusakan struktur gigi saat terjadi muntah.
-
Ion-ion
seperti Ca, P, dan F yang terkandung dalam saliva berperan penting pada proses
remineralisasi.
-
Mempertahankan
mulut tetap lembap.
-
Membantu
proses bicara dengan memudahkan gerakan bibir dan lidah.
-
Mempertahankan
mulut dan gigi tetap bersih.
-
Mekanisme
pertahanan tubuh (mempunyai daya anti-bakteri) dan sebagai anti oksidan.
-
Sebagai pelumas, aksi pembersihan, pelarutan, pengunyahan dan
penelanan makanan, proses bicara, sistem buffer dan yang paling penting adalah
fungsi sebagai pelindung dalam melawan karies gigi (Amerongan, 1991; AI- Saif,
1991; Kidd dan Bechal,1992).
-
Menetralisir
kadar asam yang terkandung dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi.
-
Membuat
lidah dapat merasakan makanan dan minuman, karena air liur berfungsi memecah
makanan.
-
Membuat
makanan dapat lebih mudah dicerna.
-
Mempermudah
proses menelan, karena liur berfungsi mengikat makanan.
-
Mencegah
kekeringan pada lapisan mulut.
-
Membersihkan
gigi dari makanan dan bakteri yang menempel.
-
Kandungan Fosfor dan Kalsium pada air liur membantu perbaikan
dan pertumbuhan enamel gigi.
-
Membunuh dan
menghancurkan pertumbuhan jamur tertentu yang dapat menggangu kesehatan gigi
dan mulut
Komposisi saliva :
·
99%
air dan 1% senyawa organik dan anorganik
·
Elektrolit utama : Na, K, Ca, Cl, bikarbonat, fosfat
organik (lainnya, < 1.0 mM : Mg, S, I, Fl)
·
Anorganik
saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Kalium, Magnesium, Bikarbonat, Khlorida,
Rodanida dan Thiocynate (CNS), Fosfat, Potassium dan Nitrat. Sedangkan komponen
organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum
albumin, asam urat, kretinin, musin, vitamin C, beberapa asam amino, lisosim,
laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol.
·
mengandung
gas CO2, O2, dan N2. Saliva juga mengandung immunoglobin, seperti IgA dan IgG
dengan konsentrasi rata-rata 9,4 dan 0,32 mg%
Faktor yg
mempengaruhi komposisi saliva :
Kecepatan curah
saliva
Sifat stimulasi
Durasi stimulasi
Ritme sirkadian
Faktor genetik
Kontrol kecepatan
curah saliva tergantung pada :
Neuron (serabut
eferen parasimpatetik kolinergik)
Stimulasi pencecapan
Stimulasi mekanik
dari pengunyahan
Hormon (sedikit
berpengaruh)
Kelenjar saliva dapat dirangsang dengan cara-cara berikut:
- Mekanis, misalnya mengunyah makanan keras atau permen karet
- Kimiawi, oleh rangsangan seperti asam, manis, asin, pahit, dan pedas
- Neuronal, melalui sistem saraf autonom baik simpatis maupun parasimpatis.
- Psikis, stress menghambat sekresi, ketegangan dan kemarahan dapat bekerja sebagai stimulasi.
- Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian protesa yang dapat menstimulasi sekresi.
Macam-macam kelenjar saliva :
-
Kelenjar
saliva mayor
a.
Kelnjar
parotis
ü letak : di depan
telinga belakang ramus mandibula
ü berat : 14-28 gram
ü berhub dg cabang
perifer N VII
ü duktus berjalan ke
depan menyeberangi m. masseter, belok masuk ke kavitas oral dan terbuka di
papila parotis (~M2 atas)
ü Terdiri atas lobus superficialis dan lobus bagian
dalam, dengan diantaranya N.VII
ü Muara nya: kelenjar stenson yang terletak di M2 atas
ü Saliva bersifat serosa
b.
Kelenjar
submandibularis
ü letak : di bag posterior
dasar mulut
ü berat : 10-15 gram
ü Duktus berjalan ke
depan dan terbuka di dalam kavitas oral di bawah lidah mll orifice kecil sebelah lateral fren. lingualis
ü Muaranya: duktus wharton yang terletak di sebelah
frenulum lingualis
ü Saliva nya campur 80% serosa 20% mukus
c.
Kelenjar
sublingualis
ü letak : di dasar
mulut antara tepi lidah dan gigi geligi
ü berat : 2 gram
ü duktus ekskretori di
dalam kav oral mell duktus-duktus kecil pada sublingual fold
ü Kadang ada pertemuan
antara kel submandibularis dan sublingualis yg membentuk kompleks
subling-submand
ü Muaranya: duktus bartholini (yang bergabung dengan
duktus submandibula dan muara yang sama)à duktus rivinus
ü Saliva: mukus
-
Kelenjar
saliva minor
Kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di
dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya menyumbangkan 5% dari
pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-kelenjar ini diberi nama berdasarkan
lokasinya atau nama pakar yang menemukannya.
a.
Kelenjar
labialis (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan
asinus-asinus seromukus.
b.
Kelenjar
bucalis (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus
seromukus.
c.
Kelenjar
Bladin-Nuhn (Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah ujung
lidah.
d.
Kelenjar
Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) dan Kelenjar Weber terletak pada
pangkal lidah. Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis
posterior
e.
Kelenjar
palatina
f.
Kelenjar
glossopalatina
Kelainan kelenjar saliva :
-
Sialodenitis kronis lebih umum mempengaruhi kelenjar submandibula
dan parotis. Penyakit ini menyebabkan degenerasi dari sel asini dan penyumbatan
duktus (AI-Sa if, 1991).
-
Kista-kista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun
ganas dapat menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar
saliva dan dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva (AI-Sa if, 1991; Kidd
dan Bechal,1992).
-
Sindrom Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang
dapat mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva. Sel-sel asini kelenjar
saliva rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurang (AI-Saif,
1991; Kidd dan Bechal,1992; Haskell dan Gayford,1990; Sonis dkk, 1995).
Penyakit
ini ditandai dengan :
Sekresi ludah dan sekresi kelenjar air mata yang menurun
Pembengkaan glandula parotis
Artritis
Sebab terjadinya sindroma tersebut tidak dikatakan secara jelas. Mungkin ini adalah suatu penyakit autoimune atau dapat pula disebabkan oleh virus. Sekitar 90% penderitanya berusia 40 -60 tahun, 50-60 % diantaranya juga mempunyai gangguan jaringan ikat. Penderita sindroma ini sering mengeluh rasa terbakar di lidah, bibir, dan pipi. Pada sindroma ini terjadi perubahan-perubahan pada ludah yaitu pada atrofi sel sel asinar kelenjar ludah yang melanjut pada sekresi kelenjar ludah diikuti oerubahan konsentrasi beberapa komponen organik atau anorganik. Disamping itu terjadi perubahan imunologis kelenjar ludah.
Sekresi ludah dan sekresi kelenjar air mata yang menurun
Pembengkaan glandula parotis
Artritis
Sebab terjadinya sindroma tersebut tidak dikatakan secara jelas. Mungkin ini adalah suatu penyakit autoimune atau dapat pula disebabkan oleh virus. Sekitar 90% penderitanya berusia 40 -60 tahun, 50-60 % diantaranya juga mempunyai gangguan jaringan ikat. Penderita sindroma ini sering mengeluh rasa terbakar di lidah, bibir, dan pipi. Pada sindroma ini terjadi perubahan-perubahan pada ludah yaitu pada atrofi sel sel asinar kelenjar ludah yang melanjut pada sekresi kelenjar ludah diikuti oerubahan konsentrasi beberapa komponen organik atau anorganik. Disamping itu terjadi perubahan imunologis kelenjar ludah.
-
Fibrosis
Sistik
Tiga gejala klasik pada diagnosisi penyakit ini adalah
Tiga gejala klasik pada diagnosisi penyakit ini adalah
o
Konsentrasi klorida keringat meningkat kira –
kira 5 x lipat dari harga normal
o
Gangguan
penyumbatan paru – paru kronis
o
Pankreas
tidak berfungsi
Kelenjar ludah yang terserang penyakit ini
memeliki susunan yang abnormal, walaupun secara klinis perubahannya kecil.
Kadar Ca 2+ yang meningkat dapat menjadi penyebab naiknya pertumbuhan karang
gigi, yang terjadi pada 90 – 100% penderita fibrosis sistik. Kelainan gigi pada
penderita penyakiyt ini diperkirakan disebabkan karena faktor-faktor lain yang
abnormal dalam ludah
-
Tumor
kelenjar ludah
Pada pertumbuhan tumor dikelenjar ludah sering terjadi perubahan perubahan tiak spesifik, misalnya karena pendesakan sel asinar, sehingga sintesis komponen ludah dan sekresi ludah menurun.
Pada pertumbuhan tumor dikelenjar ludah sering terjadi perubahan perubahan tiak spesifik, misalnya karena pendesakan sel asinar, sehingga sintesis komponen ludah dan sekresi ludah menurun.
-
Mumps
(parotitis epidemika)
è Penyakit infeksi virus akut yang
mengenai kelenjar saliva.
-
Sialadenitis: merupakan peradangan
pada kelenjar ludah; gejala klinisnya berupa pembengkakan dan pembesaran
kelenjar disertai nyeri tekan dan rasa tidak nyaman
-
Sialolitiasis:
Duktus mengalami infeksi karena penyumbatan oleh batu
-
Sialodochitis:
duktus mengalami penurunan fungsi karena infeksi
-
Ranula
adalah kista retensi pada kelenjar berikut ini (kelenjar sublingual,
submandibula atau kelenjar ludah minor dasar mulut). Ciri khas dari ranula
adalah bentuknya yang mirip perut katak (Rana= katak) ranula bersifat lunak,
fluktuatif dan tidak sakit.
Pengaturan sekresi saliva oleh saraf
Sekresi saliva berada dibawah kontrol saraf.
Rangsangan pada (1) Inervasi saraf parasimpatik memegang peran utama stimulus
sekresi saliva, dan berpengaruh terhadap komposisinya. Saraf parasimpatis dari
nukleus salivatorius superior(bagian dari nervus fasialis dan berlokasi di
pontine tegmentum) menyebabkan sekresi liur cair dalam jumlah besar dengan
kandungan bahan organik yang rendah. Sekresi ini disertai oleh vasodilatasi
mencolok pada kelenjar, yang disebabkan oleh pelepasan VIP (vasoactive
intestine polipeptide). Polipeptida ini adalah co-transmitter dengan
asetilkolin pada sebagian neuron parasimpatis pascaganglion. Rangsangan (2)
Saraf simpatis cenderung mempengaruhi volume sekresinya. Saraf simpatis
menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi sedikit saliva yang akan bahan organik
dari kelenjar submandibulais. Pada kelenjar sub lingual dan kelenjar-kelenjar
minor, lebih dipengaruhi oleh respon kolinergik, sedangkan pada kelenjar
lainnya cenderung ke inervasi adrenergik. Selain dari perbedaan tipe reseptor autonom yang aktif, terdapat dua
faktor lain yang berpengaruh terhadap komposisis saliva, yaitu intensitas dan
durasi stimulasi ke kelenjar. Perbedaan tersebut berpengaruh langsung kepada
permeabilitas membran sel-sel sekretori sebagai akibat dari hilangnya
elektrolit sel tersebut.
Bagaimana Hubungan DM dengan sekresi saliva?
Pada orang-orang yang menderita
penyakit-penyakit yang menimbulkan dehidrasi seperti demam, diare yang terlalu
lama,diabetes, gagal ginjal kronis dan keadaan sistemik lainnya dapat mengalami
pengurangan aliran saliva (AI- Saif,1991; Amerongan, 1991). Hal ini disebabkan
karena adanya gangguan dalam pengaturan air dan elektralit, yang diikuti dengan
terjadinya keseimbangan air yang negatif yang menyebabkan turunnya sekresi
saliva (Amerongan, 1991).
Pada penderita diabetes, berkurangnya
saliva drpengaruhi oleh faktor angiopati dan neuropati diabetik, perubahan pada
kelenjar parotis dan karena poliuria yang berat (Scully dan Cawsan,1993;
Sidabutar dkk 1992) Penderita gagal ginjal kronis terjadi penurunan output.
Untuk menjaga agar keseimbangan cairan tetap terjaga pertu intake cairan
dibatasr. Pembatasan intake cairan akan menyebabkan menurunnya aliran saliva
dan saliva menjadi kental (Scully dan Cawson,1993; Sidabutar dkk,1992).
Penyakit-penyakit
infeksi pernafasan biasanya menyebabkan mulut terasa kering. Pada rnfeksi
pemafasan bagian atas, penyumbatan hidung yang terjadi menyebabkan penderita
bernafas melalui mulut (Haskell dan Gayford,1990).
References :
-
Hasibuan,
Sayuti. 2002. Keluhan Mulut Kering Ditinjau dari Faktor Penyebab, Manifestasi
dan Penanggulangannya. USU digital library.
-
Ganong,W.F..
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta.
-
Guyton
and Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta.
-
Etc.